JAKARTA (Waspada): Petani milenial mengapresiasi komitmen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai politik dalam memajukan sektor pertanian. Guna memajukan sektor pertanian lebih paripurna, petani milenal juga mendorong PDIP mampu menjadi motor yang mengolaborasikan seluruh pihak terkait.
Hal itu disampaikan para petani milenial dalam diskusi bertajuk “Petani Milenial: Inovasi dan Kreasi Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan” dalam rangkaian Pra Rakernas IV PDIP, Kamis (21/9/2024).
Mereka adalah Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sandi Octa Susila, Duta Petani Milenial Kementan asal Kabupaten Magelang Rayndra Syahdan Mahmudin, pembudi daya ikan air tawar sistem bioflok Moh Aji Urohim, dan Ujang Margana petani milenial yang sukses dalam budi daya bawang merah dari Kabupaten Bandung, Jabar.
Dalam diskusi ini, hadir Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Mindo Sianipar. Hadir juga anggota DPR RI Fraksi PDIP Rahmad Handoyo, Selly Andriany Gantina, serta Vita Ervina. Diskusi ini dimoderatori anggota DPR RI Fraksi PDIP Yohanis Fransiskus Lema.
Rayndra mengatakan fungsi legislatif ini sangat sentral dalam membangun sektor pertanian Indonesia. Menurut dia, peran PDIP juga begitu terlihat nyata di kalangan petani, utamanya di daerahnya berusaha, yakni di Magelang.
Dikatakan, keberpihakan partai besutan Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri ini kepada petani juga terbukti dari aktifnya anggota DPR RI Fraksi PDIP yang turun. Begitu juga Bupati Magelang Zaenal Arifin sebagai kepala daerah dari DPIP memberi banyak perhatian.
“Sekarang sudah banyak mendapatkan perhatian dari Mbak Vita Ervina, bahkan juga bupati kami, Pak Zaenal Arifin ini sampai membuat konsultan milenial bidang petani,” katanya.
“Pernah saya melihat teman-teman di PDIP terutama Komisi IV, ketika turun ke lapangan bantuan yang diberikan sangat banyak sekali,” imbuhnya.
Meski demikian, Rayndra menyarankan agar disediakan juga tim ahli pertanian sehingga bantuan-bantuan yang diberikan ke masyakarat lebih tepat sasaran,
Di sisi lain, Rayndra juga mendorong PDIP bisa menjadi motor yang menyatukan semua pihak terkait di bidang pertanian. Dia mengatakan pemerintah memberikan bantuan pupuk, kafe, hingga bioflok. Namun, sebenarnya menghubungkan para pegiat usaha itulah yang sebenarnya kunci kemajuan. “Ini sebenarnya satu sama lain ini bisa di kesinambungan,” jelas dia.
Sementara itu, Ujang meminta PDIP mengawasi impor bawang bombay yang merusak harga bawang merah lokal. Menurut dia, bawang merah di dataran tinggi memiliki kesamaan ukuran dengan bawang bombay.
“Kami sudah bersurat ke Irjen Hortikultura Kementan. Dari segi hortikultura kemarin, jadi kami resahkan impor yang tinggi terkait izin impor bawang bombai,” kata Ujang.
Menurut dia, perlu adanya aturan yang tegas agar bawang bombay yang bisa diimpor di atas diameter 6 cm.
Ujang menyampaikan kesulitan untuk menjual, terlebih menyerap bawang merah binaan atau mitra apabila bawang bombay masuk ke Indonesia.
Sementara itu, pengusaha lele Aji mengatakan bantuan bioflok dari pemerintah kepada masyarakat banyak sekali. Namun, Aji menyatakan bantuan itu tidak dibarengi dengan pendampingan.
“Program pendampingan itu kurang. Bioflok itu harus didampingi pengetahuan tentang bioflok,” kata dia.
Sedangkan, petani hortikultura Sandi menilai masa depan Indonesia ini tergantung dari ketersediaan dan kecukupan pangan dalam negeri. Karena itu, pentingnya bagi PDIP menciptakan iklim yang bisa melahirkan banyak petani milenial. Menurut Sandi, pemerintah saat ini sudah cukup memberikan ruang kepada petani muda.
“Inilah yang kami harapkan Fraksi PDIP mampu berkolaborasi dengan petani milenial. Mari bersinergi memajukan pertanian indonesia yang maju, mandiri, dan modern,” katanya. (irw)