Anggota DPRD Sumut Ahmad Darwis: Revitalisasi Pendidikan Karakter Perlu Diperkuat

  • Bagikan
ANGGOTA DPRD Sumut Dr H Ahmad Darwis SAg, MA (tengah), menyampaikan pemaparan ketika tampil menjadi narasumber dalam kegiatan bertajuk Revitalisasi Pendidikan Karakter dan Digitalisasi Sekolah Swasta, di Asga Mandiri Training Centre Jl Karya Jaya No 196 Medan Johor, Sabtu (16/9) lalu. Waspada/ist
ANGGOTA DPRD Sumut Dr H Ahmad Darwis SAg, MA (tengah), menyampaikan pemaparan ketika tampil menjadi narasumber dalam kegiatan bertajuk Revitalisasi Pendidikan Karakter dan Digitalisasi Sekolah Swasta, di Asga Mandiri Training Centre Jl Karya Jaya No 196 Medan Johor, Sabtu (16/9) lalu. Waspada/ist

MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Dr H Ahmad Darwis SAg, MA (foto) meminta semua pihak, termasuk dari kalangan pendidikan untuk terus memperkuat revitalisasi pendidikan karaktek, guna mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di masa mendatang.

“Kita berharap revitalisasi pendidikan karakter terus ditingkatkan dan ditanamkan sejak dini kepada anak didik di semua jenjang satuan pendidikan di sekolah,” kata H Ahmad Darwis, dalam workshop di Asga Mandiri Training Centre Jl Karya Jaya No 196 Medan Johor, Sabtu (16/9) lalu.

Anggota dewan Fraksi PKS itu menyampaikan hal tersebut ketika tampil menjadi narasumber dalam kegiatan bertajuk Revitalisasi Pendidikan Karakter dan Digitalisasi Sekolah Swasta, dihadiri ratusan guru, dan pemerhati pendidikan lainnya.

Menurut H Ahmad Darwis, pendidikan karakter ini bisa dilakukan, sejak TK/Paud, yang dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah, lembaga pendidikan, baik SMA, SMK, SD, SMP, Madrasah, Pesantren.

“Cara melakukannya juga mencakup berbagai aspek, termasuk dari kegiatan ekstrakurikuler, ko-kurikuler, dengan regulasi dan kebijakan oleh lembaga pendidikan,” kata anggota Komisi A Dapil Sumut 2, yang meliputi Kecamatan Medan Barat, Helvetia, Baru, Petisah, Sunggal, Selayang, Tuntungan, Maimun, Polonia, dan Johor, ini.

Ahmad Darwis menyebutkan, pendidikan karakter itu dapat dilakukan dari pertama anak didik masuk kelas, pintu gerbang sekolah, disambut dengan ibu-ibu guru, kemudian upacara. Ada anak didik yang ingin salaman, dan guru menyambutnya. Itu pendidikan karakter sebenarnya,” imbuhnya.

Selajutnya, membuang sampah, membaca doa, sholat duha, baca Al Quran surat-surat pendek, diskusi, olahraga — hal itu sesungguhnya tidak terlepas dari pembentukan karakter.

Ahmad Darwis menyesalkan ada pihak sekolah yang tidak mau melakukan hal itu (pendidikan karakter), dengan berbagai alasan, termasuk soal rendahnya gaji tenaga pendidik. “Padahal itu semuanya adalah pendidikan karakter,” lanjut tokoh pendidikan karakter dan peduli serta merakyat, ini.

Diperkuat

Dijelaskan lebih lanjut, pendidikan karakter perlu ditingkatkan dan diperkuat di tengah pesatnya arus informasi pada era digital. Penguatan pendidikan karakter harus dimulai dari tingkat dasar. Selain itu, pemerintah pusat, daerah harus meningkatkan alokasi dana pendidikan.

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi pembangunan bangsa menuju generasi emas 2045. SDM Indonesia yang dibekali keterampilan abad 21 sebagai perisai dalam menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan budi pekerti.

“Untuk mewujudkan generasi emas 2045, dibentuklah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik). Dengan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM),” jelasnya.

Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.

Selain itu juga untuk mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik.

Tentunya dengan pelibatan masyarakat melalui pendidikan jalur formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan keragaman budaya Indonesia. (cpb)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *