Scroll Untuk Membaca

EkonomiNusantara

Penetrasi Asuransi Di Indonesia Jauh Dibawah Negara Tetangga

JAKARTA (Waspada): Berdasarkan data ASEAN Insurance Surveillance Report 2022, penetrasi asuransi di Indonesia jauh dibawah negara tetangga ASEAN lainnya, baru mencapai 1,4 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Penetrasi Asuransi Di Indonesia Jauh Dibawah Negara Tetangga

IKLAN

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Rudi Kamdani mengatakan, penetrasi asuransi di Singapura sudah di angka 12,5 persen, Malaysia di angka 3,8 persen, dan Thailand di angka 4,6 persen.

“Penetrasi asuransi di Indonesia masih jauh dari negara tetangga baru 1,4 persen, dibandingkan negara ASEAN,” katanya pada acara Insurance Award 2023, yang diselenggarakan Media Asuransi di Jakarta, Selasa (19/9).

Dari perspektif lini usaha, sambungnya, asuransi jiwa di Indonesia mencatatkan kenaikan aset yang konsisten selama 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 5 persen secara CAGR, dengan posisi sebesar Rp585 triliun.

“Pendapatan premi pun cenderung stabil dalam 5 tahun terakhir dengan perolehan sebesar Rp169 triliun pada akhir tahun 2022,” terang Rudi.

Dikatakan, untuk aset asuransi umum bertumbuh sebesar 8 persen secara CAGR menjadi Rp197 triliun dan jumlah premi tumbuh sebesar 7 persen menjadi Rp78 triliun.

“Apabila dilihat secara gabungan maka asuransi jiwa dan asuransi umum tumbuh sebesar 4 persen,” jelasnya.

Sementara itu, perusahaan Reasuransi juga mengalami pertumbuhan aset yang cukup baik sebesar 12 persen secara tahunan dalam 5 tahun terakhir dengan posisi pada akhir 2022 sebesar Rp34 triliun.

Sejak peluncurannya, Asuransi Syariah terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dalam hal Aset Asuransi Jiwa Syariah, pada tahun 2022 mempunyai porsi sebesar 5,6 persen dibandingkan total aset Asuransi Jiwa secara umum.

Sedangkan Asuransi Umum Syariah memiliki market share sebesar 3,7 persen.
Hal ini didukung oleh 15 perusahaan Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah Full Pledged dan 43 Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS).

Sejalan dengan berbagai indikasi positif industri asuransi, tentunya masih ada berbagai tantangan agar industri ini terus tumbuh secara sehat dan berkembang.

Hal ini terlihat dari sisi literasi asuransi 31,7 persen dan inklusi di angka 16,6 persen yang masih di bawah angka Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Hal ini menjadi tuntutan bersama untuk terus meningkatkan angka literasi dan inklusi asuransi.

Sementara itu, Pimpinan Lembaga Riset Media Asuransi ( LRMA) Mucharor Djalil mengatakan, di tengah tekanan dan tantangan yang berat semasa pandemi covid-19, para perusahaan asuransi dan reasuransi di Indonesia terus berusaha menampilkan kinerja terbaiknya di sepanjang 2022.

Berdasarkan hasil riset LRMA, untuk industri asuransi jiwa, kontraksi yang terjadi pada tahun 2022 jauh lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya dengan perolehan laba setelah pajak mencapai 73,42 persen dari tahun sebelumnya, atau menjadi Rp10,34 triliun (2022) dari sebelumnya Rp5,96 triliun (2021).

Tekanan cukup dalam pada total pendapatan yang masih lebih tinggi di tahun 2021 yakni sebesar Rp194,46 triliun, tetapi menyusut 9,17 persen menjadi Rp181,66 triliun di 2022. Dengan total pendapatan premi turun 8,33 persen dari Rp182,80 triliun di tahun 2021 menjadi Rp167,86 triliun di 2022.

Untuk di industri asuransi umum, LRMA mencatat premi bruto naik 13,29 persen, dari Rp 68,95 triliun per Desember 2021 menjadi Rp78,05 triliun per Desember 2022. Premi neto meningkat 12,53 persen yoy, dari Rp39,26 triliun per Desember 2021 menjadi Rp44,18 triliun per Desember 2022.

Secara keseluruhan, pertumbuhan premi industri asuransi umum ini jauh membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Namun di sisi lain, nilai klaim neto juga meningkat di tahun lalu meningkat 7,63 persen, dari Rp21,92 triliun per Desember 2021 menjadi Rp23,59 triliun per Desember 2022.

Nilai aset industri tumbuh 5,48 persen, dari Rp184,14 triliun per Desember 2021 menjadi Rp194,24 triliun per Desember 2022. Seiring peningkatan aset, nilai investasi juga meningkat sebesar 5,56 persen, dari Rp88,32 triliun per Desember 2021 menjadi Rp93,23 triliun per Desember 2022. (J03)

Penetrasi Asuransi Di Indonesia Jauh Dibawah Negara Tetangga
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE