RANTO PEUREULAK (Waspada): Salah seorang pekebun meninggal dunia setelah tersengat arus listrik saat memanen sawit di ladang Gampong Pertamina, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Kamis (24/8).
Korban bernama Aliansyah, 40, asal Dusun Tanjung Baru, Gampong Pertamina, Kec. Ranto Peureulak, Aceh Timur. Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, dia seorang diri mendatangi rumah Ridwan, untuk mengambil alat petik sawit jenis Egrek, sekira pukul 10:00.
Kemudian Alinsyah menuju ladang sawit milik Ridwan, untuk memanen sawit dan membersihkan dahan. Setelah dua jam memanen bersama rekannya, lalu beristirahat siang. Kemudian dia melanjutkan kembali memanen hingga sore.
Ketika sedang meng-egrek pelepah sawit, tiba-tiba Egrek tersentuh kabel listrik hingga terputus, tetapi dia tidak mengetahui kabel listrik yang sebelumnya melintasi dahan sawit telah putus dan jatuh.
Di saat Aliansyah mengangkat dan memindahkan pelepah sawit, tiba-tiba terpegang kabel listrik yang terputus. Spontan terjadi sengatan atau setruman listrik hingga akhirnya meninggal dunia, sekira pukul 17:20.
Saat ditemukan, posisi korban dengan badan telungkup ke tanah dan tangannya terpegang kabel listrik. Melihat korban tidak berdaya, lalu menginformasikan ke aparat desa untuk diteruskan ke aparat kepolisian setempat. Bahkan Bhabinkamtibmas bersama Babinsa ikut ke lokasi membantu mengevakuasi korban dari lokasi ke puskesmas setempat.
Keuchik Gampong Pertamina, Edi Putra, dikonfirmasi Waspada.id, Jumat (25/8) membenarkan adanya salah seorang buruh meninggal dunia ketika memetik sawit. Awalnya dia bersama rekannya memanen sawit di ladang milik Ridwan. Namun musibah itu (tersengat listrik—red) terjadi saat memetik buah sawit dari batang yang terakhir, persisnya di sudut.
“Ketika memetik sawit di batang terakhir, rekannya naik ke atas untuk melihat mobil angkutan. Tiba-tiba ketika rekannya memanggil, Aliansyah tidak menjawabnya. Curiga, lalu rekannya mendatangi lokasi dan tersentak melihat rekannya dalam posisi telungkup, sehingga dilaporkan ke warga dan aparat desa,” urai Edi Putra.
Setelah dievakuasi ke Puskesmas Ranto Peureulak, kemudian jenazah korban dibawa pulang ke rumah duka untuk di fardhu kifayahkan. “Jenazah korban sudah difardhu kifayahkan. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi ujian dan cobaan ini,” pungkas Edi Putra. (b11).