IBARAT peribahasa ‘Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang’, Bupati Deliserdang dua periode H. Ashari Tambunan, tidak ingin di akhir jabatannya tidak meninggalkan manfaat.
Menyadari itu, jauh-jauh hari Ashari menyiapkan berbagai program untuk kemajuan Deliserdang. Tak hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal menanamkan peradaban yang baik di masyarakat, melalui pendekatan religius. Baginya, muara kebaikan berasal dari sana.
Susah payah jalan terjal dilalui, selama memimpin Deliserdang, namun dia berprinsip bagaimana mungkin Allah menurunkan cobaan tanpa solusi. Ashari menjalankan setiap aktivitasnya sebagai sebuah ibadah. Dia berharap, apa yang ditinggalkannya menjadi kebaikan bagi masyarakat.
Di akhir jabatannya, beruntung Waspada berkesempatan mewawancarainya. Wajahnya sumringah dengan senyum khasnya saat Waspada tanya tentang program prioritas yang sudah dilakukannya.
“Maju, Sejahtera, Religius dan Rukun Dalam Kebhinnekaan,” penggalan kata itu ditekankan Ashari Tambunan saat wawancara Waspada, belum lama ini.
Deliserdang yang maju dan sejahtera dengan masyarakatnya yang religius dan rukun dalam kebhinnekaan, itu merupakan visi periode kedua 2019-2024, Ashari Tambunan berpasangan dengan HM Ali Yusuf Siregar. Di mana periode pertamanya 2014-2019, Ashari berpasangan dengan H Zainuddin Mars.
Empat kalimat itu bermakna penting bagi Ashari Tambunan. Karena Ashari Tambunan berpandangan tidak berguna maju kalau tidak sejahtera. Tidak berguna maju dan sejahtera kalau tidak religius. Tidak ada gunanya maju, sejahtera, religius kalau tidak rukun dalam kebhinnekaan. Sehingga keempat-empatnya bagi Ashari Tambunan harus dicapai secara bersamaan dan simultan.
“Sebetulnya, keempat kalimat ini sudah terkandung dalam satu kata ‘religius’. Saya sebenarnya percaya, bahwa kalau kita menjadi orang-orang religius, maka ketiga yang lainnya itu, otomatis berusaha menjadi orang maju, sejahtera dan rukun dalam kebhinnekaan. Tapi mengapa dibuat seolah-olah dipisah-pisah? Karena dirasa ini harus ada penekanan agar maksimal terwujud,” sebut Ashari.
Lantas bagaimana perjalanan Ashari Tambunan memimpin pembangunan dan peradaban (kemajuan lahir dan batin yang meliputi kecerdasan dan kebudayaan serta menyangkut sopan santun dan budi bahasa/KBBI) di bumi dengan motto, ‘Bhinneka perkasa jaya. Kuat dan berjaya dalam keberagaman’.
Selama dua periode kepemimpinannya, Ashari Tambunan berkomitmen meningkatkan sarana dan prasarana dalam berbagai bidang seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan pariwisata sebagai pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada kebijakan tata ruang serta berwawasan lingkungan, hingga meninggalkan monumental peradaban.
Hasil yang diraih dari pembangunan yang dilakukan selama dua periode ini telah menghantarkan Deliserdang sebagai kabupaten yang unggul di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia.
Infrastruktur
Komitmen untuk berfokus kepada pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan serta pemeliharaan jalan dan jembatan, ternyata bukan hanya sekadar janji manis saja yang dikemukakan Ashari Tambunan. Melainkan komitmen tersebut benar-benar dijalankan dengan sangat baik. Karena terbukti bahwa pembangunan infrastruktur di Deliserdang sekarang ini menjadi sangat pesat berkembang.
Data dihimpun Waspada dari Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostan) Deliserdang dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Deliserdang.
Selama kepemimpinan Bupati Ashari Tambunan, pembangunan serta pemeliharaan jalan dan jembatan di Kabupaten Deliserdang yang dikerjakan Dinas Marga dan Bina Konstruksi (SDA BMBK) mencapai 78,42 persen dalam kondisi baik.
Adapun panjang jalan yang menjadi kewenangan Pemkab Deliserdang lebih kurang 3.900 Km. Sedangkan pembangunan Daerah Irigasi (DI) sebanyak 136 DI dengan luas areal sekitar 30.446 hektare, terdiri dari bendungan, waduk, Intake sebanyak 118 unit, bangunan pelengkap lainnya sebanyak 1.124 unit.
Fasilitas Publik
Fasilitas publik, di masa kepemimpinan Ashari Tambunan berhasil membangun dan memiliki gedung-gedung yang menjadi ikon Deliserdang seperti Museum Daerah Deliserdang, Convention Hall Pemkab Deliserdang, Taman Buah Lubuk Pakam, Taman Pramuka Deliserdang (CADIKA), Pusat Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) dan yang fenomenal adalah Masjid Agung Sultan Thaf Sinar Basyarsyah. Saat ini masuk dalam tahap finishing pembangunan manasik haji.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, alokasi 20 persen anggaran sudah dijalankan sebaik-baiknya lewat Dinas Pendidikan. Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas baru dan sarana pendidikan lainnya juga tidak terlepas dari Program Gerakan Deliserdang Membangun atau GDSM yang dicetuskan sejak 20 tahun silam atau sejak almarhum Amri Tambunan yang tidak lain abang kandung Ashari Tambunan memimpin Deliserdang. Hingga kini, program tersebut tetap berlanjut.
Data ruang kelas tahun 2022. Tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 7.787 ruang, PAUD 2.228 ruang, tingkat SMP 3.154 ruang, tingkat SMA ruang kelas sebanyak 1.448 unit.
Selain itu, Kabupaten Deliserdang juga melakukan inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan seperti Kas Anak Kasir atau Kembali Bersekolah Anak Kawasan Pesisir, Kas Anak Pelorena yang merupakan akronim Kembali Bersekolah Anak Pengguna Loka Rehabilitasi Narkoba dan lainnya. Bahkan, inovasi ini mendapat penghargaan dari pemerintah pusat, karena Pemerintah Kabupaten Deliserdang sadar betul bahwa pendidikan merupakan pondasi kemajuan sebuah bangsa.
Bidang Kesehatan
Sejak tahun 2014, prioritas pembangunan lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Deliserdang adalah di bidang kesehatan seperti pembangunan Puskesmas baru, pendirian rumah sakit, dan yang tidak kalah penting adalah pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mulai dari pemberian imunisasi, baik polio, campak, TBC, pertusis, meningitis, rubella, difteri, tetanus, hepatitis B, dan lainnya. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu, serta penyediaan dan pemberian vaksin Covid-19 ketika pandemi melanda dunia pada 2019, serta pelayanan kesehatan lain.
Pelayanan kesehatan lainnya yang secara simultan dilakukan adalah pelayanan kesehatan ibu bersalin untuk menurunkan angka kematian ibu ibu dan bayi untuk mendorong setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih. Perawatan gizi buruk sebagai bentuk komitmen menyeluruh dari lintas sektor dalam menanggulangi masalah gizi.
Kebudayaan, Pariwisata Dan Olahraga
Pembangunan di bidang kebudayaan, pariwisata dan olahraga, serta mental dan karakter dilakukan melalui event-event bernuansa seni dari berbagai etnis yang ada. Dan, sebagai kabupaten yang memiliki wilayah sangat luas, Deliserdang juga memiliki beragam daya tarik wisata. Lokasi-lokasi wisata yang menggugah minat dan hati masyarakat untuk berkunjung.
Sedangkan upaya-upaya pembangunan di bidang olahraga juga dilaksanakan sejak awal pemerintahan Ashari Tambunan pada 2014 melalui pembinaan atlet-atlet usia muda untuk menyongsong prestasi yang bisa membanggakan masyarakat Deliserdang, baik di kancah nasional maupun internasional.
Perjalanan pemerintahan selama 10 tahun ini juga tidak terbantahkan jika Pemkab Deliserdang memberi perhatian serius untuk tim sepakbola kebanggaan warga Deliserdang, PSDS. Semua tenaga, pikiran dan materi dicurahkan agar PSDS bisa kembali berjaya di persepakbolaan nasional. Di blantika tertinggi persepakbolaan yang ada seperti Liga 1 dan saat ini berhasil masuk Liga 2.
Stunting Turun
Penanganan stunting di Kabupaten Deliserdang telah beberapa kali menerima penghargaan, tidak hanya dari Pemerintah Provinsi, tapi juga pemerintah pusat.
Stunting di Deliserdang menjadi terendah di Sumut tahun 2021 hanya sebesar 12,5 persen. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia 2021. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Deliserdang. Begitu juga dengan pembinaan anak berkebutuhan khusus yang dilakukan secara simultan, mulai dari tingkat kabupaten sampai desa dan dusun.
Penghargaan Dari Presiden
Dalam bidang Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Ashari mengukir prestasi gemilang. Yakni, meraih penghargaan TPID yang diberikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi juga memberi penghargaan kepada Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Deliserdang Ny. Hj. Yunita Ashari Tambunan berupa Satyalencana Wira Karya Bidang Program Bangga Kencana dan penghargaan dari jajaran Kementerian lainnya.
Kemiskinan Menurun
Tidak itu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan terus menurun. Misalnya, pada tahun pertama dalam periode pertama Ashari Tambunan, angka kemiskinan pada tahun 2013 sebanyak 91.970 jiwa dan pada tahun 2014 menurun menjadi 90.920 jiwa. Kemudian tahun 2022 sebanyak 85.280 jiwa atau 3,62 persen dari jumlah penduduk tahun 2022 sebanyak 1.953.986 jiwa.
Capaian penurunan ini, sebagai pemimpin di Kabupaten Deliserdang tidak membuat Ashari Tambunan terlena dengan indikator yang ada. Sebab, bagi Ashari Tambunan, membahagiakan rakyatnya adalah keutamaan dalam memimpin.
“Angka kemiskinan kita 3,62 persen, itu terendah di seluruh Indonesia barangkali ya, atau setidaknya termasuk Kabupaten yang terendah tingkat kemiskinannya se-Indonesia. Tapi tanyakan kepada orang yang 3,62 persen itu. Kalian sudah bahagia? Kalian sudah puas dengan Pemerintah? pasti tidak (jawab mereka),” kata Ashari.
“Tapi kalau indikatornya (pemerintah) kita pakai, kita bisa bilang bagus, oke. Stunting kita itu terendah, target secara nasional 2024 itu 14,25. Kita sekarang Deliserdang di bawah target nasional,” sambungnya.?
Sebagai pemimpin, bila indikator dalam perspektif pemerintah capaian sudah berhasil. Akan tetapi Ashari bukan merupakan sosok pemimpin anti terhadap autokritik. Bahkan, dia tetap menerima kritikan dari luar sebagai asupan bahan evaluasi untuk perbaikan.
“Ooh ya, harus saya terima (kritikan). Karena kewajiban kami-kami ini sebagai pemegang amanah. Pada kami penugasannya tidak kepada persentasi tertentu masyarakat Deliserdang. Ya, di Undang-undang Dasar 1945 secara tegas menyebutkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya gak bisa bilang bahwa ketika ada yang bilang jalan kami rusak, saya bilang ya itu di rumah bapak. Di muka rumah orang lain bagus. Saya gak bisa bilang gitu karena dia (jalan rusak) juga menuntut (jalan bagus). Sebab, tujuan tugas kami ini bukan untuk pemenuhan indikator-indikator tadi. (Indikator) itu cuma sebagai pedoman. Tapi tujuan kami bagaimana menyejahterakan seluruh masyarakat Deliserdang,” ujar Ashari.
Berbagai cara yang dilakukan untuk menyejahterakan masyarakat selama kepemimpinan Ashari Tambunan dua periode, riak-riak keretakan nyaris tidak pernah terjadi, baik dengan Zainudin Mars maupun M Ali Yusuf Siregar.
Hal ini menjadi penyemangat kebersamaan para bawahannya untuk berinovasi menjalankan visi-misi Kabupaten Deliserdang.
Terbaru, inovasi ‘Demi Sepeda Bagus’ yang merupakan sebuah model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus berhasil meraih Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) Republik Indonesia (RI).
Inovasi yang memberikan pendidikan, dan kemampuan untuk bisa lebih mandiri kepada anak-anak berkebutuhan khusus itu, bagi Ashari Tambunan adalah hak-hak anak berkebutuhan khusus di Deliserdang. Ketika itu merupakan haknya, maka sama artinya kewajiban Pemkab Deliserdang untuk memberi perhatian.
“Jadi memang dimaksudkan semua program-program ini tidak ditujukan pada presentasi masyarakat tertentu. Tapi semua orang harus mendapatkan rasa ya, dibantu, diperhatikan, dipenuhi berbagai kebutuhannya oleh Pemerintah Kabupaten Deliserdang, tapi persoalannya bahwa kita punya batasan-batasan. Sehingga, terpaksa membuat prioritas-prioritas mana yang harus lebih didahulukan dan prioritasnya (didahulukan) pertimbangannya adalah lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Ketika jalan dibangun di sebuah kawasan misalnya, salah satu pertimbangannya adalah karena lebih banyak masyarakat yang lebih memanfaatkannya,” katanya.
Letak wilayah Kabupaten Deliserdang yang terdiri daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi pegunungan dengan luas 2.497.72 ha terdiri dari 22 kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan, memiliki potensi pertanian pangan, industri, perdagangan, perkebunan, perikanan laut, pertambakan, peternakan unggas dan pariwisata. Hal ini menjadi penyemangat Ashari Tambunan untuk selalu berbuat mensejahterakan masyarakat Deliserdang.
“Jadi sekali lagi bahwa kita sudah on the track, menuju terwujudnya visi itu ada pada rel yang benar. Pada waktunya kita akan makin dekat pada kemajuan, kesejahteraan, kereligiusan dan kerukunan,” ungkapnya.
1 Juli 1946-1 Juli 2023, tepat Kabupaten Deliserdang berusia 77 Tahun. Pada tahun ini tema peringatan Hari Jadi ke-77 Kabupaten Deliserdang tahun 2023, “Bangga Menjadi Warga Deliserdang”, memiliki pesan moral yang mendalam.
Pertama, kata Ashari, Deliserdang ini luar biasa, tidak banyak daerah yang dikaruniai anugerah, seperti yang dianugerahi Tuhan kepada Deliserdang. “Alamnya luas dan subur, geografinya lengkap dataran tingginya ada, dataran rendah ada, bahkan pantainya pun ada. Masyarakatnya mempuni, berkemampuan secara umum bisa kita nilai seperti itu ya. Kemudian lebih luas lagi Deliserdang ini terletak pada posisi sangat strategis, berbatasan dengan selat Malaka (selat tersibuk di dunia), mengelilingi Kota Medan (ibu kota provinsi) berbagai kabupaten-kabupaten besar yang padat penduduknya,” katanya.
“Di sini ada Bandara Internasional Kualanamu dan di ujung Deliserdang, walaupun bukan di Deliserdang, ada pelabuhan Belawan, di ujung sebelah laginya ada Kuala Tanjung. Sehingga Deliserdang ini disebut-sebut dan ini faktanya dia (Deliserdang) pintu gerbang Indonesia Bagian Barat,” tambah Ashari.
Dengan semua yang dimiliki Deliserdang ini, Ashari pun bertanya mengapa masyarakat tidak bangga menjadi orang Deliserdang?
“Jadi makna orang Deliserdang bangga jadi warga Deliserdang, bukan karena kita merasa menjadi kabupaten yang hebat sebagai akibat pembangunan. Bukan pula karena kita ini sangat maju bolak-balik menerima penghargaan, walupun itu kenyataan ya, bukan karena itu. Tapi karena daerah ini istimewa. Dan (istimewa ini) menjadi motivasi kepada kita untuk memanfaatkan potensi-potensi yang dianugerahkan Tuhan,” ungkap Ashari.
Ashari menyadari betul, bila ada pertanyaan mengapa tahun ini, hari jadi Kabupaten Deliserdang begitu meriah. Karena momentum tahun inilah Ashari-Yusuf terkahir merayakannya karena berakhirnya masa periode Desember 2023, yang semestinya April 2024. Hal itu Berdasarkan surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI ditujukan kepada gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia yang menyelenggarakan Pilkada pada 2018.
Selain itu, rujukan Pilkada Serentak 2024 menggunakan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, sehingga Ashari-Yusuf berakhir pada Desember 2023.
“Ini tahun terakhir saya dan pak Yusuf bertugas (Bupati-Wakil Bupati Deliserdang). Saya ingin memastikan momen terakhir peringatan ulang tahun Deliserdang dimana saya dan pak Yusuf masih menjadi pimpinan daerah di sini betul-betul mengajak semua kita, mari kita bangga lah menjadi warga Deliserdang,” tegas Ashari.
Di akhir wawancaranya, Ashari tidak bosan-bosan menaruh harapannya pada 1.953.986 jiwa penduduk Deliserdang sesuai data BPS Tahun 2022 untuk bangga menjadi warga Deliserdang.
“Ya, saya berharap, Deliserdang ini luar biasa, Deliserdang ini dianugerahi sedemikian banyak kelebihan. Maka, saya berharap syukuri itu dan kemudian cintai negeri ini, banggalah jadi anak negeri ini. Dengan mencintai dan bangga serta sebagai bentuk rasa syukur itu, maka kita bersemangat untuk memanfaatkan semua potensi yang dikaruniai Tuhan itu untuk mewujudkan visi-misi Kabupaten Deliserdang,” tutup Ashari.
Datuk Sri Utama Wira Wangsa
Menilik dua periode kepemimpinan Ashari Tambunan, berbagai kalangan memberikan pandangannya mulai dari Kesultanan Serdang, akademisi hingga pengamat.
Deliserdang sebagai kabupaten yang asal-usulnya yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang. Pada Senin 3 Juli 2023, Kesultanan Serdang memberikan gelar Datuk Sri Utama Wira Wangsa kepada Ashari Tambunan karena keberhasilannya memimpin Kabupaten Deliserdang. Istrinya, Ny. Hj. Yunita Ashari Tambunan Ketua Tim TP PKK Deliserdang juga mendapat penghargaan.
Sultan Serdang IX Tengku Ahmad Tala’a, yang akrab disapa Tengku Ameck mengungkapkan gelar adat yang diberikan kepada Bupati Deliserdang Ashari Tambunan dari Kesultanan Serdang adalah Datuk Sri Utama Wira Wangsa. Salah satu pertimbangannya, Ashari Tambunan telah banyak berbuat untuk memajukan Kabupaten Deliserdang.
“Datuk Sri Utama Wira Wangsa itu, pertama Sri Utama merupakan Datuk yang utama dan Wira Wangsa artinya berbuat dan membangun negerinya,” ungkap Tengku Ameck.
Menurut Tengku Ameck, dalam sisi membangun dan melestarikan budaya, Ashari Tambunan sangat konsen. Hal ini dapat dibuktikan bagaimana Ashari Tambunan selalu mendorong dan mendukung penuh pelestarian adat budaya etnis yang ada di Deliserdang.
Terakhir, Ashari Tambunan mendorong percepatan terbentuknya Majelis Kebudayaan Deli Serdang (MKDS) dan meminta Tengku Ameck bersedia sebagai Ketua MKDS yang di dalamnya juga terdiri dari perwakilan etnis di Deliserdang.
Kegiatan pertama MKDS yaitu Dialog Budaya yang dihadiri Bupati Deliserdang dan kegiatan malam budaya.
Begitu juga dengan Kesultanan Serdang, Ashari Tambunan sangat menghargai sejarah. Sehingga Ashari Tambunan sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kesultanan begitu juga dengan bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Kesultanan Serdang seperti Masjid dan Makam Raja-raja Serdang turut mendapat perhatian dalam bentuk renovasi. Kemudian, ditabalkannya nama Sultan Serdang III Sultan Thaf Sinar sebagai nama Masjid Agung Deliserdang. Belum lagi memberi ruang di lantai dua museum. Sehingga Kesultanan Serdang dapat memajang benda-benda peninggalannya untuk dilihat masyarakat Deliserdang.
Tengku Ameck mengatakan, Ashari Tambunan juga menyetujui pengusulan nama Jl. Sultan Serdang yakni jalan menuju Bandara Kualanamu begitu juga dengan percepatan revitalisasi bekas Pesanggrahan Sultan Serdang yang berada di Gunung Paribuan, Kecamatan Gunung Meriah. Bahkan, Ashari Tambunan mendorong segera dilakukan revitalisasi. Sehingga di tempat itu nantinya dapat dijadikan lokasi wisata sejarah.
“Artinya, semua ini adalah bentuk penghargaan, kepedulian bupati terhadap peninggalan Kesultanan Serdang. Karena itu, hasil rapat kami (Kesultanan Serdang) sudah sewajarnya dan selayaknya pak bupati, kami berikan penghargaan adat sekaligus sebagai ucapan terimakasih dalam bentuk gelar adat Datuk Sri Utama Wira Wangsa dari Kesultanan Serdang,” ujarnya.
Progres Pembangunan Kebudayaan Bagus
Senada dengan Tengku Ameck, Antropolog dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Dr. Erond L. Damanik MSi mengakui, di masa kepemimpinan Ashari Tambunan perkembangan begitu pesat termasuk kebudayaannya.
“Saya justru melihat ya. Bukan saya mengultuskan, bukan saya memuji. Saya melihat itu (Ashari Tambunan) juga respect kepada masyarakatnya. Pembangunan difasilitasi juga. Menyoal masalah frekuensi atau intensitas, kita harus juga paham APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berapa? Dengan luas wilayah berapa? Dan, jumlah penduduk berapa? Tapi saya melihat progresnya bagus. (Seperti) pembangunan infrastruktur, layanan sosial dan identitas misalnya kebudayaan,” ujarnya.
Bapak Infrasturktur Jalan Raya DS
Pengamat Sosial Politik Sumut Drs. Wara Sinuhaji M.Hum mengamati kepemimpinan Ashari Tambunan dengan mem-flashback periode pertamanya dalam perjalanan menata pemerintahan sebagai bupati di Deliserdang.
“Dia (Ashari Tambunan) hampir 10 tahun (bupati), 5 tahun periode pertama itu sudah selesai. Artinya, dia baiklah menata, mengelola dan memenej Pemerintahan Kabupaten Deliserdang. Kalau tidak baik, periode keduanya dia tidak akan dipilih oleh masyarakat Deliserdang,” katanya.
Wara Sinuhaji menegaskan, Ashari Tambunan bisa mendekati masyarakat multikultural. Sehingga rakyat Deliserdang percaya Ashari, cinta terhadap Ashari, maka dipilihlah lagi Ashari. “Inilah kita lihat kenyataan hari ini, sehingga Deliserdang menjadi salah satu kabupaten yang cukup baik di Sumatera Utara dibandingkan daerah lain. Dia (Ashari Tambunan) juga bupati yang sering mengunjungi rakyatnya ke daerah-daerah pedalaman. Saya beberapa kali bertemu di daerah pedalaman itu,” tegasnya.
Wara Sinuhaji menggambarkan sosok Ashari sebagai ‘Bapak Pembangunan’ yang membangun Deliserdang hingga pelosok desa. “Dia ini Bapak Infrasturktur jalan raya di Deliserdang. Dengan dibuktikan (bisa ditelusuri) jalan raya ini sampai ke pedalaman sana sudah bagus. Bagus artinya, ini infrasturktur di Deliserdang (ada) warisan Belanda, tetapi masa dia (Ashari Tambunan) itu semua dirawatnya dan dikembangkannya,” katanya.
Sejalan dengan tagline tema peringatan Hari Jadi ke-77 Kabupaten Deliserdang tahun 2023, “Bangga Menjadi Warga Deliserdang”, Wara Sinuhaji berpendapat sudah sepantasnya juga masyarakat bangga memiliki Bupati Deliserdang seperti Ashari Tambunan.
“Seharusnya demikian, rakyat Deliserdang itu harus bangga memiliki Bupati seperti Ashari Tambunan. Karena (lagi-lagi) dia berusaha menyempurnakan infrastruktur. Tetapi kadang-kadang kan, memang masih banyak orang puas atau tidak puas terhadap kepemimpinan Ashari Tambunan. Tetapi itu kan semua disesuaikannya dengan APBD di Kabupaten Deliserdang ini. Karena (pembangunan) tidak terlepas dari APBD tersebut,” ujarnya.
Keberhasilan memimpin Deliserdang dua periode, sebut Wara Sinuhaji, juga tidak terlepas dari didikan kedua orangtua Ashari Tambunan, almarhum Mayor Jenderal TNI (Purn) Djamaluddin Tambunan, dan Almarhumah Lettu Inf. (Purn.) Nurbanun Siregar. Keduanya adalah purnawirawan TNI yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sewaktu zaman penjajahan. Serta ayahnya tersebut pernah menjabat sebagai Gubernur Jambi ke-3.
“Selama dua periode dengan wakil yang berbeda, kita lihat bagaimana beliau menata pemerintahan ini kondusif. Tidak pernah kita dengar konflik antara Bupati dengan Wakil Bupati Kabupaten Deliserdang ini. (Mungkin) dia banyak belajar dari orangtuanya, karena pamong praja mantan Gubernur,” tambahnya.
Dedikasi Ashari menunjukkan bahwa faktor memajukan Deliserdang bukan sekadar menjalankan program dengan segala teori pembangunan. Peradaban religius juga harus dibangun dengan ikhtiar dan doa. Insya Allah diridhoi sang pencipta.
Edward Limbong/M. Husni Siregar
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.