Oleh Marataon Nasution & Enni Suraidah
Anak-anak harus dapat mengirim pesan-pesan yang ingin disampaikannya kepada orang lain sebaik ia mendapat dan mengerti pembicaraan orang lain. Anak-anak mengembangkan kemampuan bahasa dengan melalui petunjuk khusus dan melalui observasi dan mengenal orang lain berbicara
Bahasa adalah alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan maksud atau pesan kepada orang lain. Bahasa memiliki peran strategis penyambung pikiran dalam berbagai kepentingan dan situasi. Bahasa pulalah yang membuat situasi menjadi aman dan nyaman atau sebaliknya. Ini dapat dipahami karena bahasa memimiliki makna objektif dan subjektif. Makna postif dan negatif terhadap suatu konteks.
Merujuk pada situasi pembelajaran, sebagai proses akademik hendaknya bahasa harus digunakan efektif dan positif. Bahasa yang menjadi alat berkomunikasi dalam kegiatan akademik harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan individu atau peserta didik yang sedang dibelajarkan. Ketika pembelajaran berlangsung, bahasa yang digunakan jangan sampai mengganggu jiwa dan membuat pikiran peserta didik pasif karena bahasa yang bermakna negatif atau menekan keadaan pembelajaran pada diri peserta didik. Dengan bahasa tumbuh-kembang itu pula pembelajaran yang diharapkan dapat terwujud secara berkualitas.
Setersunya bagaimana perkembangan peserta didik dalam pembelajaran? Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependen, saling bergantung satu sama lainnya. Kedua proses itu tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang murni berdiri sendiri-sendiri akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih mudah memahaminya. Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu. (Kartini Kartono:18).
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi bertambah besar-panjangberat-kuat, perubahan dalam sistem persyaratan dan perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Dengan begitu pertumbuhan bisa disebutkan pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the procese of coming into being).
Jelasnya organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu “beroperasi” atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah status secara komplit (kecuali kalau sudah mati). Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur, berat, panjang, dan ukuran lingkaran umpama lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain.
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko- fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam pase waktu tertentu, menuju kedewasan. (Kartini Kartono:21).
Setiap fenomena/gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerja sama dan pengaruh timbal balik antara potensi akibat hereditas dengan faktor-faktor lingkungan jelasnya perkembangan merupakan produk dari berikut ini . Pertama, pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik. Kedua, pematangan fungsi-fungsi psikis dan ketiga, usaha “belajar” oleh subjek/anak, dalam mencobakan segenap potensialnya rohani dan jasmaninya.
Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru, karena usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan intelektual atau kognitif. Reaksi-reaksi fisik seringkali menunjukkan dinamika peserta didik. Tetapi di pihak lain seringkali peserta didik tidak peduli terhadap perkembangan fisik dan kesehatan dirinya. Di sekolah dasar sering ditemukan perkembangan fisik, seperti gangguan bicara, gangguan penglihatan, pendengaran, pertumbuhan badan yang kurang proporsional, dan kelambanan dalam reaksi fisik.
Sekaitan itu, ada beberapa implikasi dan perkembangan motorik dan persepsi anak terhadap proses pembelajaran. Pertama, perkembangan motorik, terutama pada tahap awal, terkait erat dengan pengenalan anak terhadap dunianya. Implikasi bagi pembelajaran ialah bahwa bahan ajar dan proses pembelajaran di sekolah dasar harus terpadu dengan seluruh aspek perkembangan anak. Kedua, faktor pertumbuhan otak di mana kedua belahan otak (kiri dan kanan) perlu dalam proses pendidikan. Proses belajar di sekolah dasar tidak hanya pengembangan kemampuan memori, logis, dan berpikir detil tetapi juga ekspresi dan berpikir kreatif.
Ketiga, faktor kemampuan konsentrasi dan daya selektivitas anak terhadap objek pengamatan membawa implikasi kepada perancangan dan pengorganisasian bahan belajar dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, bahasa yang digunakan sangat mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran. Dengan itu diharapkan pembelajaran dapat berhasil. Bagaimana bahasa tumbuh kembang peserta didik yang harus digunakan? Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menjalin pertemanan dan belajar banyak hal di sekitarnya. Melalui komunikasi anak akan akan mampu membentuk dan membangun suatu pemahaman pengetahuan baru tentang berbagai hal. Hal ini menunjang kepercayaan diri anak dalam memasuki lingkungan yang baru (Wiguna dan Noorhana, 2001).
Dengan kata lain, Bahasa sangat berperan dalam perkembangan anak. Bahasa dapat menfasilitasi komunikasi interpersonal, membantu mengorganisasikan pikiran, dan membantu dalam mempelajari sesuatu. Perkembangan dari kemampuan berkomunikasi merupakan sesuatu hal yang penting dalam rangka pembelajaran bahasa.
Harus dipahami bahwa, komponen-komponen dalam berbahasa yaitu : pertama, phonology menggambarkan sistem bunyi pada bahasa. Phonems merupakan unit bunyi yang membentuk kata. Kedua, semantik mempelajari arti dari kata-kata dan kalimat. Ketiga, grammar menggambarkan struktur bahasa, sintaks (serangkaian aturan grammar yang mengarahkan bagaimana kata-kata dapat terbentuk menjadi kalimat), morfem (unit bahasa terkecil yang mengandung arti).
Keempat, pragmatik yaitu terdiri dari aturan bagaimana berbahasa yang tepat dalam konteks sosial (misal kita menggunakan bahasa yang simpel bila berbicara dengan anak-anak) Seperti juga memberikan pernyataan penting dalam perkembangan bahasa pada manusia, yaitu bahasa dan fikiran berkembang secara sendiri-sendiri, namun pada akhirnya menyatu.
Anak-anak belajar berbicara karena mereka harus berkomunikasi dengan orang lain, membuat kontak sosial, serta mempengaruhi individu-individu di sekelilingnya. Secara bertahap, mulai usia pra-sekolah, anak-anak akan membuat transisi dari external speech yang merupakan pembicaraan anak pada orang lain ke inner speech. Inner speech merupakan pembicaraan anak pada diri sendiri akan menjadi pemikirannya. Anak-anak terlihat menguasai pengetahuan dan kesadaran akan dirinya.
Masa transisi ke external speech adalah egocentric speech. Ini bertujuan untuk membuat kontak sosial dengan mengekspresikan pemikiran-pemikirannya yang pada akhirnya dapat menuju external speech. Anak-anak belajar berkomunikasi dan membentuk pikiran serta membiasakan mengatur fungsi-fungsi intelektualnya. Dengan mempelajari bahasa kita dapat berrkomunikasi dalam konteks sosial. Untuk itu anak-anak harus belajar pragmatiks atau aturan yang tepat dalam pengguanaan bahasa yang ebrkenaan dengan situasi sosial yang dihadapinya.
Anak-anak harus dapat mengirim pesan-pesan yang ingin disampaikannya kepada orang lain sebaik ia mendapat dan mengerti pembicaraan orang lain. Anak-anak mengembangkan kemampuan bahasa dengan melalui petunjuk khusus dan melalui observasi dan mengenal orang lain berbicara. Anak-anak tumbuh dan berkembang tidak hanya belajar bagaimana berfikir dan berperasaan yang tepat melalui pemlihan kata-kata yang sopan, namun mereka juga belajar bagaimana mengekpresikan emosi seperrti marah yang tepat, sehingga tidak memberikan respon penolakan dari lingkungan. Kemampuan anak-anak untuk mengenali pesan-pesan yang langsung kepada mereka meningkat sesuai dengan pertambahan umur dan kematangan organ-organ fisiknya.
Pada usia lima tahun ke atas misalnya, anak sudah bisa menggunakan komplek sintaksis . Kosa kata mencapai 14.000 . Perkembangan kesadaran metalinguistik (kesadaran akan belajar mengenai fungsi bahasa yang benar. Untuk itu bahasa tumbuh kembang anak dalam belajar dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut.
Memberi kesempatan bagi anak untuk berbicara dengan bahasa ibu, dan mendengarkan orang lain berbicara dengan bahasa itu. Menyediakan media cetak, dalam bentuk buku-buku, poster dan kemasan makanan dengan bahasa yang tepat. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa dengan pemodelan bahasa untuk anak-anak, terlibat dalam percakapan dengan anak-anak secara individu, dan memperluas bahasa anak. Memfasilitasi penggunaan bahasa anak dalam konteks yang bermakna, misalnya melalui pengalaman-pengalaman kelompok kecil.
Mendorong anak-anak dalam memperluas daftar fungsi-fungsi bahasa mereka, khususnya fungsi-fungsi pada level yang lebih tinggi seperti penalaran dan peramalan.Membantu anak-anak mengungkapkan pengertian mereka dengan kata-kata, misalnya dengan menyampaikan pertanyaan yang akan mendorong jenis bahasa.Memberikan contoh tipe bahasa yang anda ingin anak gunakan. Memfokuskan pada pengertian yang anak-anak coba ungkapkan bukannya mengoreksi bahasanya. Memberi anak dengan sedikit kesempatan untuk terlibat dalam pengalaman bermain, khususnya pemainan drama, dimana mereka dapat mempraktikkan bahasa dalam lingkungan yang tidak mengancam. Mendorong anak bermain dengan media cetak dan membuat taksiran tertulis. Membantu perkembangan pengertian anak dari alat tulis melalui keterlibatan orang dewasa dalam permainan. Menyediakan bagi anak-anak prasekolah dengan pusat-pusat yang mendorong penulisan melalui alat pena, pena lakan yang halus, kertas bergaris, bloknot dan komputer.
Mengelilingi anak dengan hasil cetak, seperti bagan, label dan poster yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan baca instrumen tersebut bersama anakanak untuk membantu pengertian mereka mengenai peran media cetak. Memberikan contoh bagi anak dengan terlibat secara teratur dalam membaca dan menulsi secara snegaja, seperti menulis daftar belanja atau memberitahukan dan menulis catatan dari orang tua. Sekali-kali bertindak sebagai juru tulis bagi anak-anak dengan menuliskan pesan mereka, apakah pada kartu ucapan, surat untuk teman, atau pada tanda yang menjadi bagian dari susunan balok. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecakapan pengaturan buku dan lebih lanjut pengertian mereka tentang proses membaca dengan berbagi buku dengan anak-anak secara teratur, lebih disukai dalam situasi satu demi satu.
Berdasarkan uraian di atas, sebagai pendidik kita harus memahami anak didik dan membelajarkan mereka dengan tepat sesuai dengan pertumbuhan-perkembangan mereka. Bila demikian, pembelajaran berkualitas akan dapat terwujud, amin. Semoga.
Penulis adalah Guru Ahli Madya dan Muda SMA Negeri 1 dan 3 Panyabungan, Mandailingnatal.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.