Utang Luar Negeri Alami Kontraksi Pertumbuhan 1,9 Persen

  • Bagikan
Utang Luar Negeri Alami Kontraksi Pertumbuhan 1,9 Persen
rupiah/ ist

JAKARTA (Waspada): Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada triwulan I-2023 secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen (year on year/yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,1 persen (yoy).  

Tercatat utang luar negeri Indonesia mencapai USD 402,8 miliar pada akhir triwulan I-2023. Nilai ULN tersebut setara Rp 5.969 triliun dengan asumsi kurs Rp14.815 per USD.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, posisi utang luar negeri pemerintah pada triwulan I-2023 tercatat sebesar USD 194,0 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen (yoy). 

“Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 6,8 persen (yoy),” ujar Erwin dalam keterangan persnya, Senin (15/5/2023). 

Perkembangan utang luar negeri tersebut dipengaruhi oleh penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga. 

Selain itu, lanjutnya, terdapat penarikan neto pinjaman luar negeri multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.

BI memastikan penarikan utang luar negeri pemerintah pada triwulan I-2023 masih diutamakan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas, khususnya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. 

Pemerintah terus berkomitmen mengelola utang luar negeri secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu. 

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri pemerintah mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1 persen dari total utang luar negeri pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen), jasa pendidikan (16,8 persen), konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (10,2 persen). 

“Posisi utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh utang luar negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” terang Erwin. 

Sementara, utang luar negeri swasta juga mengalami kontraksi lebih dalam. Posisi utang luar negeri swasta pada triwulan I-2023 tercatat sebesar USD 199,4 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi 3,0 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,7 persen (yoy). 

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,9 persen dari total ULN swasta. 

” Utang luar negeri swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4 persen terhadap total utang luar negeri swasta,” tutur Erwin. 

BI mengklaim, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

utang luar negeri Indonesia pada triwulan I-2023 tetap terkendali, tecermin dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap stabil di kisaran 30,1 persen. 

Selain itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh utang luar negeri Indonesia yang tetap didominasi utang luar negeri berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total utang luar negeri.

“Dalam rangka menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tegasnya. 

Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomia, tambah Erwin. (J03)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Utang Luar Negeri Alami Kontraksi Pertumbuhan 1,9 Persen

Utang Luar Negeri Alami Kontraksi Pertumbuhan 1,9 Persen

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *