Tajdid (pembaharuan) menjadi keniscayaan karena dalam menjalankan ajaran agama harus mampu menjawab dinamika dan tantangan baru yang belum pernah muncul pada masa-masa sebelumnya
Pasca Muktamar Muhammadiyah ke-48 Solo 18-20 November 2022, giliran Muhammadiyah di seluruh provinsi menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Musywil). Sumsel, Kaltim, Jatim, Sumbar dan Papua Barat (Desember). Sulteng, Babel, Kalsel, Kalbar (Januari). Gorontalo, Kalteng, Lampung, D.I.Yogyakarta, NTB, Sulbar, Jabar, Aceh dan Banten (Februari). Riau, Jateng, Maluku, Bengkulu, Kepri, DKI Jakarta dan Sulsel (Maret).
Musywil Muhammadiyah ke-13 Sumut diselenggarakan di Padangsidimpuan, nanti, 17-19 Februari 2023. Daerah-daerah juga segera menjadwalkan Musyawarah Daerah (Musyda). Disusul Musyawarah Cabang (Musycab) dan Musyawarah Ranting (Musyran). Sebagaimana pelaksanaan Muktamar, Musywil diselenggarakan bersamaan dengan Musywil Aisyiyah.
Tentu akan ada aksentuasi tertentu sesuai keadaan lokal yang akan diputuskan oleh otoritas masing-masing tingkat permusyawaratan itu. Semua tingkatan akan berusaha seketat mungkin merujuk dokumen Tanfiz Muktamar ke-48 dan pada derajat tertentu melakukan adaptasi atas ciri pengembangan yang digariskan.
Program Umum 2022-2027
Menilik Program Umum 2022–2027, terdapat 6 isu penting bersifat paradigmatik menurut pandangan organisasional Muhammadiyah, yakni konsolidasi ideologis, konsolidasi kelembagaan, peningkatan kualitas pimpinan, pemberdayaan keluarga dan komunitas, partisipasi kebangsaan dan kemanusiaan universal serta pengembangan kemitraan. Kemudian program-program sektoral akan dipetakan berdasarkan organisasi dan pembidangan tertentu.
Tergambar jelas kepedulian dan tekad Muhammadiyah untuk bekerja secara serius dalam berbagai bidang yang memerlukan manajemen kekhususan tertentu. Dua puluh empat pembidangan program 2022-2027 terdiri dari bidang-bidang tarjih dan tajdid, tabligh, pendidikan tinggi, pendidikan dasar dan menengah, pendidikan kader dan pembinaan kesehatan umum.
Pelayanan sosial, ekonomi, wakaf dan kehartabendaan, pemberdayaan masyarakat, hukum dan hak asasi manusia, lingkungan hidup, pustaka dan informasi, pembinaan cabang dan ranting, pembinaan dan pengawasan keuangan. Resiliensi bencana, amil zakat, infak, dan shadaqah, hikmah dan kebijakan publik, seni, budaya, dan olahraga. Hubungan dan kerja sama internasional, pengembangan pondok pesantren, dakwah khusus, pemeriksa halal dan kajian halalan thoyyiba, dan pembina haji dan umrah.
Setiap putusan adalah ikrar. Maka, selanjutnya, secara teknis Muhammadiyah membumikan programnya berdasarkan prinsip pengorganisasian dan pelaksanaan dengan kombinasi konsistensi dan kelenturan sekaligus. Kemudian dipetakan lagi berdasarkan penjabaran program menurut distribusi pengamanahannya menurut penjenjangan Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting. Pengorganisasian dan penjabaran program juga ditegaskan menurut kekhususan Organisasi Otonom (Ortom), Majelis dan Lembaga, serta seluruh Amal Usahanya.
Isu-Isu Strategis
Sejumlah fenomena dalam isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal telah menampakkan diri antara lain pada fakta rezimintasi faham agama, keperiadaan tantangan dalam membangun kesalehan digital, tantangan berat dalam memperkuat persatuan umat, dibutuhkannya inovasi reformatif dalam tata kelola filantropi Islam. Juga tantangan untuk beragama secara mencerahkan, dilema kebingungan umat atas autentisitas wasathiyah Islam, dan fakta yang tak selalu menggembirakan dari berbagai model spiritualitas generasi milenial.
Pada dimensi kebangsaan telah muncul tantangan serius dalam memperkuat ketahanan keluarga, reformasi sistem Pemilu, suksesi kepemimpinan 2024, evaluasi kebijakan deradikalisasi, perkuatan keadilan hukum, penataan ruang publik yang inklusif dan adil, perkuatan regulasi sistem resiliensi bencana, antisipasi perkembangan masalah aging population, perkuatan integrasi Nasional, serta kendala struktural dan kultural dalam perwujudan ekonomi berkeadilan sosial.
Muhammadiyah menegaskan krisis kemanusiaan universal yang seyogyanya dengan serta-merta menagih tangungjawab dari setiap orang untuk mencari cara terbaik dan bertanggung jawab dalam membangun tata dunia yang damai dan berkeadilan, signifikansi penanganan dampak perubahan iklim, duka kesenjangan antar negara, dan semakin menguatnya xenofobia yang melahirkan jeritan keras kemanusiaan yang tertindas.
Karena itu Muhammadiyah menilai penting menyatakan dorongannya kepada pemerintah Indonesia untuk lebih aktif memainkan peran-peran politik diplomasi internasional. Indonesia dapat merujuk catatan reputasinya sebagai negara yang mempelopori gagasan politik bebas-aktif (non-alignment) untuk perjuangan lepas dari jebakan biner kontestasi Barat vs. Timur. Indonesia tak berwatak pasifisme, melainkan justru terlibat aktif membangun kerja sama menguntungkan dan berkeadilan bahkan dengan para pihak yang berperang.
Islam Berkemajuan
Menurut Muktamar ke-48, Islam Berkemajuan telah menjadi ruh Muhammadiyah sejak periode awal. Kata-kata yang terbentuk dari “maju,” seperti “memajukan,” telah termaktub dalam Statuten Moehammadijah (1912), yang menyatakan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah “Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya.”
Rumusan itu melengkapi tujuan pertama, yakni “menyebarkan pengajaran igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada penduduk bumiputera di dalam residensi Yogyakarta.” Dua tahun kemudian (1914) rumusan “memajukan”, di samping tetap bertahan pada Statuten Moehammadijah, juga ditambah dengan diksi “menggembirakan,” yang selengkapnya (1) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di Hindia Nederland, dan (2) Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya,” yakni anggota-anggota Muhammadiyah.
Tajdid (pembaharuan) menjadi keniscayaan karena dalam menjalankan ajaran agama harus mampu menjawab dinamika dan tantangan baru yang belum pernah muncul pada masa-masa sebelumnya. Tajdid berfungsi memberikan penyelesaian persoalan dan melahirkan gagasan-gagasan baru yang memajukan kehidupan.
Aneka sikap telah hadir sepanjang zaman. Sebagian menunjukkan keterbukaan terhadap perkembangan dan meyakini perlunya penafsiran Islam agar tetap mampu menjawab tantangan zaman tanpa merubah ajaran-ajaran dasar agama. Sesungguhnya, pembaharuan bermakna menemukan kembali hakikat agama. Sama sekali bukan ancaman bagi otentisitas ajaran agama.
Dengan Islam Berkemajuan, Muhammadiyah bersikap untuk membebaskan belenggu pemahaman yang anti-perubahan. Disadari perlunya menanamkan kesadaran akan pentingnya memahami Islam sebagai agama yang senantiasa memberikan kemaslahatan kepada manusia pada zaman yang terus berubah.
Pada setiap zaman tidak sepi seruan perbaikan (ishlah) atau pembaharuan (tajdid). Muhammadiyah hadir untuk menjalankan misi itu berpijak pada Islam. Sebagai gerakan, Islam Berkemajuan itu berdimensi dakwah, tajdid, ilmu dan amal dengan perkhidmatan keumatan, kebangsaan, kemanusiaan, berwawasal global dan memastikan perkhidmatan masa depan.
Musywil ke-13
Muhammadiyah (1912) telah melampaui usia satu abad. Sedangkan di Sumatera Utara mulai mengepakkan sayap dakwahnya sejak tahun 1927. Ada sebuah bangunan kecil di Jalan Nagapatam 44 (Jl. Kediri) Kampung Keling Medan yang menjadi tempat bermusyawarah untuk pendirian Muhammadiyah dan pengamanahan pengurus awal yang amat minimal dari segi jumlah pada 25 Nopember 1927 lalu.
Generasi awal Muhammadiyah itu adalah perantau dari Minangkabau, Jawa dan Tapanuli. Diperkirakan sebelumnya sudah ikut menggembirakan dakwah Muhammadiyah di kampung halamannya. Di antaranya St. Juin, Mas Pono, Sutan Marajo, Kari Suib dan kawan-kawan lainnya. Mereka sepakat mengamanahkan jabatan ketua kepada HR. Mohammad Said yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Syarikat Islam di Pematang Siantar.
Mereka sangat berprestasi. Terbukti tahun 1939 Medan yang saat itu dikenal sebagai kota dolar mampu menjadi tuan rumah Muktamar ke-28. Berbagai pemberitaan media waktu itu menunjukkan harapan para pejuang dan tokoh pergerakan atas keputusan yang akan ditetapkan kongres, antara lain urgensi pendidikan, praktik perbudakan di sentra-sentra ekonomi kolonial, sikap tegas atas rasisme dan penjajahan negara-negara Barat, persatuan umat dan lain-lain. Bahkan media pun meminta kongres menegaskan sikap “Dat het fascisme ineenstorte ! Vast sta de democratie !” (Biarkan fasisme runtuh! Demokrasi berdiri kokoh).
Setelah 84 tahun berselang, Musywil ke-13 patut memberanikan warga untuk bersiap kembali menyongsong Muktamar ke-49 di Sumatera Utara. Selain itu tentulah sebuah kesyukuran, sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah di Sumatera Utara terus beroleh dukungan masyarakat. Layak pula Musywil ke-13 mendiskusikan penambahan khususnya di ibukota (Medan) untuk membantu pemerintah yang hingga kini belum berniat mengatasi kesenjangan kebutuhan Jawa dan luar Jawa,
Penutup
Bersama seluruh peserta Musywil ke-13, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sebaiknya diajak diskusi evaluasi RPJMD 2018-2023 yang menegaskan visi “Sumut yang maju, aman dan bermartabat” dengan misi mewujudkan masyarakat bermartabat dalam kehidupan, dalam politik, dalam pendidikan, dalam pergaulan dan dalam lingkungan.
Masih banyak hal lainnya yang sangat perlu menjadi pembahasan bersama Edy Rahmayadi. Misalnya bagi hasil perkebunan (PTPN), alokasi budget nasional (APBN) untuk perbaikan infrastruktur, mendorong 34 politisi daerah yang terorbit ke Senayan untuk mempertebal misi perjuangan kepentingan daerah.
Tentu saja politik alokasi anggaran daerah berkeadilan begitu penting disoroti, model eksploitasi sumberdaya alam yang selain tak mengindahkan kelestarian lingkungan juga sekaligus menebar bencana dan penderitaan rakyat, dan lain-lain. Memang semua itu harus dibicarakan dengan pemerintah daerah dan sekaligus tak tertutup kemungkinan untuk bersama-sama PP Muhammadiyah mendiskusikannya kepada DPR dan Presiden.
Selamat bermusyawarah.
Penulis adalah Dosen Fisip UMSU, Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (‘nBASIS).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.