JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan pada Agustus 2022 sebesar 5,86 persen atau jumlahnya mencapai 8,42 juta orang, lebih rendah bila dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 6,49 persen atau 9,1 juta orang.
“Penurunan angka pengangguran tersebut seiring dengan kondisi pemulihan ekonomi pada tahun ini. “Penurunan pengangguran terjadi pada penduduk laki laki dan perempuan. Secara wilayah juga sama. Dengan membaiknya perekonomian Indonesia, ketenagakerjaan juga ada perbaikan,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam jumpa persnya, Senin (7/11).
Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 cukup impresif berada di angka 5,72 persen yoy. Hal tersebut, berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang tinggi, yakni sebesar 4,25 juta dengan penambahan angkatan kerja baru sebesar 3,57 juta.
Namun tambahan angkatan kerja tidak semua terserap di angkatan kerja, sisanya menganggur [0,68 juta]. Meski pun tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pun meningkat. Pada Agustus 2022, TPAK mencapai 68,63 persen, tertinggi sejak 1986.
“Tertinggi sejak 1986, baik laki-laki dan perempuan itu sama sama terjadi peningkatan,” jelas Margo.
Selain itu, sambungnya, status pekerjaan utama pada Agustus dari 135,30 juta penduduk yang bekerja sebesar 37,66 persen berstatus sebagai buruh/karyawan. Proporsi pekerja formal meningkat 0,14 persen poin dibanding tahun lalu, atau meningkat dari 40,55 persen menjadi 40,69 persen.
Upah Buruh Meningkat
BPS juga melaporkan pada Agustus 2022 rata-rata upah buruh atau pekerja mencapai Rp3 juta per bulan, meningkat sebesar 12,22 persen dibandingkan pada Agustus 2021.
Kenaikan upah buruh tertinggi di sektor jasa keuangan/asuransi karena mengalami pertumbuhan sebesar 25,27 persen. Kenaikan upah buruh terendah terjadi di lapangan pekerjaan administrasi pemerintahan sebesar 1,58 persen.
“Rata-rata upah mencapai Rp3 juta atau meningkat 5,61 persen dibanding sebelum pandemi,” terang Margo.
Dikatakan, upah buruh menurut provinsi sangat bervariasi. Kenaikan upah buruh tertinggi terjadi di DKI Jakarta meningkat 30,46 persen, sedangkan provinsi yang mengalami penurunan paling dalam itu terjadi di Maluku Utara sebesar 1,94 persen.
“Dengan membaiknya ekonomi, kondisi ketenagakerjaan, namun dampak pandemi belum sepenuhnya hilang,” imbuh Margo.
Dia melaporkan kondisi ketenagakerjaan Indonesia hingga Agustus 2022 terus mengalami perbaikan. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan, tercermin juga pada peningkatan proporsi pekerja penuh.
Margo Yuwono menyampaikan pada Agustus presentase pekerja penuh (35 jam/minggu) mengalami peningkatan 4,16 persen poin, dari 64,30 persen pada Agustus 2021 menjadi 68,46 persen pada Agustus 2022.
“Kondisi ini jauh lebih baik dibanding periode sebelumnya. Namun, belum kembali ke level pandemi. Pada Agustus 2019 proporsi pekerja penuh sebesar 71,04 persen atau lebih tinggi sekitar 2,58 persen poin,” jelas Margo.
Menurutnya, ada tiga lapangan pekerjaan yang kontribusinya paling besar dalam menyerap tenaga kerja, yaitu pertanian 28,61 persen (1,57 juta orang), perdagangan 19,36 persen (0,45 juta orang), dan industri pengolahan 14,17 persen (0,47 juta orang).
“Ketiga lapangan kerja ini sudah memberikan kontribusi sebesar 62,14 persen,” tutur Margo. (J03)