JAKARTA (Waspada): Negara Rusia absen mengikuti Inter Parliamentary Union (IPU) Ke-144 di Nusa Dua Bali 20-22 Maret mendatang. Sidang Parlemen dunia yang akan dihadiri 121 negara di Bali. tema IPU kali ini yang diangkat adalah isu Getting to Zero : Mobilizing Parliament to Act on Climate Change. “Tema itu memang sudah kami putuskan di rapat di Madrid pada tahun yang lalu dan tema climate changes itu memang bicarakan di seluruh dunia,”ujar Wakil Ketua BKSAP F-PAN Ir. H. Achmad Hafidz Tohir dalam forum dialektika demokrasi bertajuk ‘Misi DPR RI dalam Inter Parliamentary Union Ke-144 Bali’ di Media Center Parlemen, Jakarta Kamis (17/3).
Menurut dia, ada 4 agenda yang dibahas nanti, tentu secara global yang dibahas adalah pandemi Covid dan Sustainable Development Goals (SDGs) kemudian dalam penegakan demokrasi akan berjalan dengan sendirinya. Nanti akan kita lihat ada HAM dan perdamaian dan keamanan dunia, yang tentu saja tidak terelakkan apa kaitannya Ukraina dan Rusia.
“Saya kira kita tidak membahas itu, tetapi tidak mungkin hal tersebut tidak disampaikan nanti dalam IPU karena menyangkut isu yang seksi dan menyangkut keamanan dunia saat ini, sekalipun delegasi parlemen Rusia tidak hadir dalam sidang IPU tersebut.
“Tidak tertutup kemungkinan agenda merekomendasikan sesuatu yang disepakati. Bisa saja kalau negara – negara minta dibahas, kami memang harus siap membicarakan embargo.
Kalau Rusia dan Ukrania tidak berdamai dampaknya bisa ke Indonesia,”ungkap Hafidz.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma Rudana berharap sidang Ke-144 IPU ini mengawali pembukaan kepariwisataan nasional, pada umumnya dan secara khusus untuk Bali.
Diselenggarakannya IPU di Bali Menurut Putu, mayoritas warga Bali bersyukur. Kita di parlemen ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dan ini tentu peran parlemen yang begitu luar biasa, saya juga banyak mendengar masyarakat di Bali bersyukur tentang adanya event ini.
Putu yakin, even itu adalah awal dari pada pemulihan ekonomi nasional dan destinasi – destinasi pariwisata yang dua tahun terakhir ini sangat terpuruk.
“Bali mungkin teman-teman sudah pernah hadir melihat langsung, itu banyak tempat seperti daerah destinasi atau kota yang mati, karena memang tidak ada turisnya sama sekali dari 16,7 juta turis wisatawan mancanegara yang kembali di tahun 2019, tiba-tiba semuanya tidak ada,” urai politikus Partai Demokrat ini.
“Ini momentum yang tepat, karena setiap anggota parlemen (speaker parlemet), mereka punya konstituen,” kata Putu.
Dia ingin meyakinkan semua pihak bahwa sidang IPU ke-144 di Bali adalah kerja bersama. Putu bahkan menyebutnya sebagai kerja parlemen yang membanggakan
“Bahwa ada satu solusi yang terbaik kita bersama bahu-membahu mencari solusi yang intinya dapat kembali memulihkan ekonomi sekaligus pemulihan kepariwisataan nasional,” pungkas Putu.
Anggota BKSAP F-Golkar Dyah Roro Esti mengatakan, penyelenggaraan sidang IPU DI Bali merupakan momentum yang sangat luar biasa,
” Saya berharap dari momentum ini kita juga bisa menghasilkan terobosan-terobosan yang dibutuhkan bangsa, harapnya
Mengenai dampak dari konflik Ukraina dan Rusia atau peperangan yang terjadi menurut Roro sangat berdampak terhadap oil price yang tadi hingga sampai USD.130 walaupun sekarang sudah menurun hingga USD. 99,90 per bare.. Dampaknya akan sangat amat dirasakan oleh negara Indonesia juga, jadi antisipasi atau mungkin kalaupun isu-isu itu berkembang nantinya pasti akan dibahas secara detil, bagaimana relevansinya terhadap sektor energi misalnya, lalu kemudian bagaimana berdampak terhadap harga komoditas,
“Kami berharap penyelenggaraan ini bisa membuat adanya multiplayer effect yang panjang, baik itu dari segi turis, investasi. Jadi banyak sekali isu yang akan kita dorong tetapi disamping itu, bagaimana Indonesia juga bisa mendapatkan benefit dan sekarang ini momenrum yang sangat luar biasa, karena saat ini juga ada Mandalika-Motogp, IPU, kita juga tuan rumah G-20, ini tahun yang menurut saya sangat luar biasa dan kita harus maksimal dalam menyikapinya,”ungkap Roro.(j04)