SIMALUNGUN (Waspada): Pembatalan PPKM Level III dan masuknya libur Tahun Baru 2022 dimanfaatkan keluarga untuk berekreasi di sejumlah tempat wisata. Tak terkecuali kota wisata Parapat, Kab. Simalungun.
Lokasi wisata yang sudah cukup dikenal luas wisatawan nusantara dan mancanegara tersebut dipadati puluhan ribu pengunjung, bahkan menyebabkan arus lalu lintas di kawasan mengalami macet total.
Pengamatan Waspada.id, Sabtu (1/1/2022), meski diguyur hujan namun tidak mengurangi keinginan masyarakat untuk menikmati liburan tahun baru. Padatnya kunjungan wisatawan di Parapat ditandai dengan kondisi arus lalu lintas jalan benar-benar padat merayap dipenuhi kenderaan roda empat dan roda dua, bahkan di beberapa titik terlihat macet, sehingga membutuhkan waktu tempuh sampai berjam-jam.
Dalam kondisi hujan personel Polres Simalungun yang di posisikan disejumlah titik persimpangan terus aktif mengatur lalu lintas jalan, khususnya di kawasan kota wisata Parapat.
Ramainya kendaraan roda dua dan roda empat menyebabkan macetnya jalan masuk dan keluar kota wisata Parapat itu. Demikian halnya kawasan pantai dan toko penjual souvenir dipadati pengunjung.
“Tahun baru ini lumayan ramai pengunjung. Semua jalanan pintu masuk keluar kota Parapat padat kenderaan dan pengunjung. Bahkan, kepadatan arus lalu lintas dan pengunjung masih terlihat sampai Minggu (2/1). Alhamdulillah masih padat terkendali,” ujar Rahimal K Noor Sekretaris PHRI Simalungun, saat diminta Waspada.id tanggapannya, Minggu (2/1/2022).
Menurutnya, keadaan itu sangat menggembirakan, khususnya masyarakat kota wisata Parapat. Dimana momen-momen seperti ini dalam dua tahun terakhir sudah tidak terlihat dan mereka berharap tahun 2022 membawa keberuntungan dan peningkatan bagi arus kunjungan wisata ke Parapat.
“Memang libur tahun baru kali ini sangat berbeda dengan libur tahun baru sebelumnya. Dimana pada tahun 2021 kehadiran pengunjung di kota wisata Parapat boleh dikatakan tidak ada akibat adanya larangan bepergian karena wabah covid-19 yang melanda negeri ini. Tahun baru 2022 ini suasananya benar-benar ramai, bahkan tingkat hunian hotel di Parapat meningkat mencapai 85 persen dari hari-hari normal, kiranya ini menjadi pertanda bahwa pariwisata Parapat akan bangkit kembali,” jelas Rahimal, sembari berharap keramaian kunjungan wisatawan ini bisa berlangsung sampai minggu depan.
Hal yang sama juga dikemukakan Ketua PHRI Kab. Simalungun, Mike Sinaga, membenarkan tingkat hunian kamar di Parapat juga meningkat di malam pergantian tahun. “Kita berterimakasih ada kenaikan tingkat hunian kamar di Parapat pada pergantian malam Tahun ini, rata rata semua hotel besar penuh dan hotel kecil bahkan penginapan, homestay juga ikut kebagian walau tidak 100 persen,” ujar Mike.
Menurut Mike, selama pandemi Covid-19, baru kali ini wisata Danau Toba terlihat ramai pengunjung. Dia mengingatkan agar semua hotel wajib menerapkan prokes dan menyiapkan fasilitas cek pedulilindungi serta petugas/karyawan buat memantau penegakkan prokes terhadap pengunjung.
Kesal Dan Lega
Sementara, Iwan Sibarani seorang pengunjung yang sengaja datang membawa kenderaan roda empat ke kawasan destinasi wisata Parapat, saat dimintai kesannya dalam padatnya arus lalu lintas menuju kota Parapat mengatakan, meskipun sedikit kesal atas terjadinya macet, namun dia mengaku masih merasa lega karena akhirnya sampai juga di kota wisata Parapat.
Dia datang ke Parapat dengan niat membawa sejumlah keluarganya dengan kenderaan roda empat. Berangkat dari Pematangsiantar jam 11 siang dan baru sampai di Parapat pada pukul 17 sore. Karena kondisi jalanan padat, sehingga keluarganya lebih dulu turun dari mobil dan berjalan menuju pantai untuk menikmati keindahan alam dan berbagai hiburan yang ada di sekitar pantai.
“Tidak apa-apa macet, niat untuk membawa keluarga ke Parapat sudah kesampaian,” kata Sibarani asal Belawan, Sumatera Utara.
Yusni, salah satu pengendara roda dua asal Batubara, juga mengakui jalanan menuju Parapat padat dan macet. Namun, Yusni yang datang bersama pacarnya bisa lebih cepat sampai di Parapat. ” Kami berangkat pagi pukul 08:00 dari Batubara. Sampai disini (Parapat) pukul 10:00, keadaan arus lalu lintas masih lancar. Kami sengaja datang lebih cepat karena ingin menikmati alam Danau Toba,” ujar Yusni.
Bukan hanya Parapat yang ramai dan padat pengunjung. Lokasi wisata lainnya seperti Tigaras, Kebun teh Sidamanik, Simarjarunjung, Pantai Ardhana, Pantai Paris, Pemandian Air Sejuk (PAS), Karang Anyer dan lainnya juga menjadi sasaran kunjungan keluarga. Bahkan jalanan mulai dari Sidamanik menuju Tigaras dan sebaliknya sempat macet hampir 2 jam, membuat pengguna jalan ‘stres’. Masalahnya, kondisi jalan di jalur ini lebih sempit, sehingga bila ada kenderaan berbadan besar seperti bus pariwisata yang melintas, terpaksa kenderaan lain berhenti.
“Jarak antara Sidamanik – Tigaras paling jauh 20 kilometer, namun harus ditempuh dengan waktu 2 jam. Ini karena lebar jalan sempit dan sebagian tanpa beram jalan. Sehingga melewatinya harus ekstra hati-hati,” sebut M.Syukron Sitorus.
Para pengguna jalan berharap, pemerintah daerah dan pemerintah provinsi dapat melakukan pelebaran jalan ke sejumlah lokasi wisata, agar wisatawan dapat menempuh perjalanan dengan waktu normal ke tujuannya.
Sedangkan, boru Sitindaon salah seorang pengelola pantai di Tigaras mengaku gembira karena pengunjung lumayan ramai. ” Kunjungan masyarakat lumayan. Tetapi masih jauh dari yang diharapkan,” sebut br Sitindaon.(a27)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.